Rejasari merupakan salah satu kelurahan paling representatif di Kecamatan Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas, yang menampilkan wajah ganda sebagai kawasan pemukiman yang padat sekaligus pusat ekonomi lokal yang ramai. Wilayah ini menjadi contoh sempurna bagaimana sebuah area urban dapat menampung dinamika perkampungan asli yang berpadu dengan laju pertumbuhan perumahan modern. Di jantung aktivitasnya, sebuah pasar tradisional menjadi motor penggerak yang tidak pernah berhenti, menjadikan Rejasari sebuah entitas yang hidup, kompleks dan memegang peranan penting dalam konstelasi sosial-ekonomi Purwokerto.

Identitas Geografis dan Tatanan Administrasi

Penting untuk dipahami, status Rejasari yaitu kelurahan, sebuah nomenklatur yang menegaskan karakternya sebagai bagian dari wilayah perkotaan di bawah naungan Kecamatan Purwokerto Barat. Letaknya yang strategis menjadikannya salah satu tujuan utama pemukiman bagi masyarakat yang bekerja di pusat kota Purwokerto.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banyumas, Kelurahan Rejasari terhampar di atas lahan seluas 1,02 kilometer persegi (1,02km2). Wilayahnya dialiri oleh beberapa saluran air dan berbatasan langsung dengan kelurahan lain, menciptakan konektivitas yang tinggi. Secara geografis, kontur wilayah yang relatif datar mendukung perkembangan pemukiman secara masif.

Pusat pemerintahan dijalankan oleh Kantor Lurah Rejasari, yang bertanggung jawab atas pelayanan administrasi bagi ribuan warganya. Untuk memastikan efektivitas pelayanan, wilayah ini dibagi secara administratif menjadi 12 Rukun Warga (RW) dan 65 Rukun Tetangga (RT), salah satu jumlah RT/RW terbanyak di kecamatannya, yang mencerminkan tingginya populasi. Seluruh area di Kelurahan Rejasari menggunakan Kode Pos 53134.

Potret Demografi dan Struktur Komunitas

Rejasari merupakan salah satu kelurahan dengan populasi terbesar di Purwokerto Barat. Data BPS menunjukkan jumlah penduduk di wilayah ini mencapai 9.281 jiwa. Dengan luas wilayahnya, maka tingkat kepadatan penduduk Kelurahan Rejasari ialah sekitar 9.100 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menggambarkan betapa intensifnya pemanfaatan lahan untuk hunian di kelurahan ini.

Struktur komunitasnya menunjukkan sebuah mozaik yang menarik. Di satu sisi, terdapat komunitas warga yang telah lama menetap di area perkampungan dengan ikatan sosial yang kuat dan cenderung homogen. Di sisi lain, terdapat komunitas warga pendatang yang menempati berbagai kompleks perumahan baru. Pertemuan dua karakter komunitas ini menciptakan dinamika sosial yang unik, di mana nilai-nilai tradisional bertemu dengan gaya hidup urban yang lebih modern dan individual. Mayoritas penduduk berada di rentang usia produktif, yang menjadi tenaga penggerak utama di berbagai sektor.

Pasar Rejasari: Jantung Perekonomian Lokal

Jika ada satu hal yang menjadi pusat kehidupan ekonomi di Rejasari, maka itu yaitu Pasar Rejasari. Pasar tradisional ini bukan sekadar tempat bertemunya penjual dan pembeli, melainkan sebuah institusi ekonomi dan sosial yang menjadi tumpuan hidup banyak orang. Setiap hari, sejak dini hari hingga siang, pasar ini berdenyut kencang, melayani kebutuhan pokok warga Rejasari dan bahkan dari kelurahan-kelurahan tetangga.

Peran vital Pasar Rejasari dapat diuraikan sebagai berikut:

• Pusat Distribusi Kebutuhan Pokok
  Pasar ini menjadi pusat utama perputaran sayur-mayur, buah-buahan, daging, ikan, dan berbagai kebutuhan dapur lainnya. Keberadaannya menjamin ketersediaan pasokan dengan harga yang kompetitif.
• Pencipta Lapangan Kerja
  Ratusan orang menggantungkan hidupnya dari aktivitas di pasar ini, mulai dari pedagang, kuli angkut, petugas kebersihan, hingga juru parkir.
• Penggerak Usaha Turunan
  Di sekitar pasar, tumbuh subur berbagai usaha pendukung seperti warung makan, toko kelontong grosir, penjual jajanan pasar, dan jasa-jasa lainnya yang menciptakan ekosistem ekonomi yang saling menghidupi.

Keberadaan pasar ini menjadi penanda bahwa Rejasari tidak hanya berfungsi sebagai "kota kamar" (commuter town), tetapi juga memiliki kemandirian ekonomi di tingkat lokal.

Wajah Residensial: Perpaduan Kampung dan Perumahan

Keunikan utama dari Kelurahan Rejasari terletak pada lanskap pemukimannya. Wilayah ini secara jelas terbagi menjadi dua tipologi hunian yang berbeda namun saling berdampingan:

1. Area Perkampungan (Pemukiman Organik)
   Ini merupakan bagian asli dari Rejasari, ditandai dengan tata letak rumah yang padat, gang-gang sempit, dan hubungan ketetanggaan yang sangat erat. Arsitektur rumahnya beragam, mencerminkan perkembangan dari masa ke masa.
2. Area Perumahan (Pemukiman Terencana)
   Seiring dengan meningkatnya permintaan hunian di Purwokerto, Rejasari menjadi lokasi favorit bagi para pengembang. Puluhan kompleks perumahan, dari skala kecil hingga menengah, berdiri di sini. Area ini ditandai dengan tata letak yang lebih teratur, desain rumah yang seragam, dan infrastruktur jalan yang lebih lebar.

Perpaduan ini menciptakan sebuah wilayah hibrida dengan karakteristik sosial dan fisik yang beragam, sekaligus memunculkan tantangan dalam hal pemerataan infrastruktur dan integrasi sosial antarwarga.

Fasilitas Penunjang dan Infrastruktur Publik

Untuk melayani populasinya yang besar, Rejasari didukung oleh serangkaian fasilitas publik yang esensial.

• Pendidikan
  Terdapat beberapa Sekolah Dasar (SD) Negeri dan swasta yang tersebar di wilayah kelurahan, memastikan akses pendidikan dasar yang mudah dijangkau oleh anak-anak.
• Kesehatan
  Pelayanan kesehatan primer disediakan oleh puskesmas dan puluhan praktik dokter serta klinik swasta. Warga juga memiliki akses yang relatif mudah ke rumah sakit di pusat kota.
• Peribadatan
  Jumlah masjid dan musala yang banyak dan tersebar merata di setiap RW memastikan kebutuhan spiritual masyarakat Muslim terpenuhi. Tempat-tempat ibadah ini juga aktif menjadi pusat kegiatan sosial dan pendidikan Al-Qur`an.
• Transportasi
  Rejasari dilintasi oleh beberapa ruas jalan penting yang menghubungkannya dengan pusat kota dan wilayah lain. Aksesibilitas yang baik ini menjadi salah satu daya tarik utama Rejasari sebagai lokasi hunian.

Tantangan Pembangunan dan Prospek ke Depan

Dengan segala potensinya, Rejasari tidak luput dari tantangan pembangunan yang khas di wilayah urban padat.

• Pengelolaan Pasar dan Lalu Lintas
  Aktivitas Pasar Rejasari yang tinggi seringkali menimbulkan kepadatan lalu lintas di sekitarnya, terutama pada pagi hari. Kebersihan dan penataan pasar juga menjadi isu berkelanjutan yang memerlukan perhatian serius agar tetap nyaman dan higienis.
• Risiko Banjir dan Genangan
  Sebagai wilayah yang dialiri beberapa saluran air, beberapa titik di Rejasari, terutama di area pemukiman padat, rentan terhadap genangan atau banjir saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Diperlukan upaya normalisasi saluran air dan peningkatan kesadaran warga untuk tidak membuang sampah ke sungai.
• Integrasi Sosial
  Menjembatani interaksi antara warga "kampung" dan warga "perumahan" menjadi tantangan sosial yang penting untuk dijaga demi menciptakan komunitas yang solid dan harmonis.

Ke depan, prospek Rejasari tetap cerah. Revitalisasi Pasar Rejasari menjadi pasar semi-modern yang lebih bersih dan teratur dapat meningkatkan daya saingnya. Penataan drainase dan program pengelolaan sampah berbasis komunitas (seperti Bank Sampah) dapat menjadi solusi efektif untuk masalah lingkungan. Dengan mengelola tantangan ini secara baik, Rejasari akan terus berkembang menjadi kawasan pemukiman yang ideal dan pusat ekonomi lokal yang tangguh di Purwokerto Barat.